🍰 Istilah FOMO

Apakah kamu sudah familiar dengan kata FOMO yang digunakan warga netizen di media sosial? Sering ditemukan sebagai tagar (hastag) dalam postingan media sosial dan teks caption di photo atau gambar yang dibagikan. Dari mana asal muasal kata FOMO? FOMO itu apa sih? Seperti apa bentuk FOMO itu? Apakah FOMO termasuk kata yang tabu diucapkan di lingkungan sosial umum Indonesia?.

Foto Soraya pepe hijaber seksi tentang FOMO open bo jumpa pelanggan di kamar hotel

📖 Pengertian FOMO

Setelah menelusuri beberapa sumber online, Soraya menemukan bahwa istilah FOMO secara historis bersumber dari fenomena gejala psikologis yang diidentifikasi pertama kali pada tahun 1996 oleh seorang ahli strategi pemasaran Dr. Dan Herman, yang melakukan penelitian untuk Adam Bellouch. Ia kemudian menerbitkan makalah akademis pertama tentang topik tersebut pada tahun 2000 di The Journal of Brand Management. Kemudian seorang penulis bernama Patrick James McGinnis memformulasikan istilah FOMO dan mempopulerkannya ketika ia menulis untuk majalah The Harbus¹.

Secara etimologis kata FOMO merupakan singkatan (akronim) dari bahasa Inggris Fear of Missing Out yang artinya takut tertinggal. FOMO berkaitan erat dengan keadaan psikologis seseorang yaitu perasaan cemas yang timbul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan sedang terjadi, sering disebabkan karena unggahan di media sosial². FOMO termasuk kata informal yang memiliki arti ketakutan atau kekhawatiran tidak dilibatkan dalam sesuatu seperti aktivitas menarik atau menyenangkan yang dialami orang lain.

FOMO didefinisikan juga sebagai rasa takut karena tertinggal atau tidak mengetahui peristiwa, informasi, atau pengalaman, dan orang lain mendapat pengalaman berharga dari sesuatu tersebut. Ditandai adanya keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. Gejala dari ketakutan akan kehilangan momen yaitu adanya keinginan untuk mengetahui kegiatan orang lain secara terus-menerus.

Secara umum, istilah FOMO digunakan untuk menyebutkan tentang pola perilaku anak muda yang selalu merasa khawatir berlebihan dan merasakan ketakutan akan tertinggal trend yang sedang berjalan. Di media sosial seperti di twitter X, para warga netizen Indonesia menggunakan kata FOMO sebagai tagar (hastag) dan postingan mereka, dan sebagiannya lagi menjadikannya sebaga teks caption pada photo-photo cewek cantik.

FOMO juga terkait dengan rasa takut akan kehilangan kesempatan untuk mengambil peran dalam suatu peristiwa yang bisa meningkatkan popularitas. FOMO terdiri dari dua komponen, yaitu:

  1. Aspek takut kehilangan yang ditandai dengan perilaku untuk berusaha tetap terhubung dengan orang lain. 
  2. Aspek sosial, yaitu FOMO yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memiliki dan pembentukan hubungan antarpribadi yang kuat.

🧆 Penutup Kata FOMO

Apakah kamu termasuk di antara orang yang mengalami gejala fenomena FOMO? Apakah berbagai macam berita dari warganet telah mempengaruhi cara anda berpikir, bertindak, hingga kehidupan anda? Apakah kamu pernah melihat foto Soraya dalam caption FOMO?.

Bagaimana cara kamu dalam mengatasi gejala FOMO? Apakah kamu mengikuti profile Soraya karena FOMO? Topik tentang apa yang paling membuat kamu merasa FOMO?

👉

Sumber:
¹ Harbus, The (2004-05-10), Social Theory at HBS: McGinnis' Two FOs - The Harbus. Penulis Patrick J. McGinnis menciptakan istilah FOMO, dan mempopulerkannya dalam op-ed tahun 2004 di The Harbus, majalah dari Harvard Business School. Artikel tersebut berjudul McGinnis' Two FOs: Social Theory at HBS, yang mana artikel ini juga merujuk pada fenomena terkait lainnya, yaitu Fear of a Better Option (FOBO), serta peran seorang siswa dalam kehidupan sosial sekolah.
² FOMO, Wikipedia Bahasa Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/FOMO.